TUGAS BAHASA INDONESIA 4

2. Simpulan Secara Tidak Langsung

Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.

a. Silogisme Katagorial

Argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.

Dua proposisi yang berlainan untuk menarik kesimpulan yang berbeda

Tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, misalnya:

Semua buruh adalah manusia pekerja

Semua tukang batu adalah buruh

Jadi, semua tukang batu adalah manusia pekerja.

Semua murid taman kanak-kanak adalah anak berusia dibawah 8 tahun

Selly adalah murid taman kanak-kanak

Jadi, Selly adalah anak berusia di bawah 8 tahun

Semua dokter adalah orang pintar

Pak Rudi adalah seorang dokter

Jadi, Pak Rudi adlah orang pintar

b. Silogisme Alternatif

Silogisme hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese.

Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotetis.

Rumus proposisi mayor dari silogisme:

Jika P, maka Q

Contoh :

Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal

Premis Minor: Hujan tidak turun

Konklusi : Sebab itu panen akan gagal.

Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal

Premis Minor: Hujan turun

Konklusi : Sebab itu panen tidak gagal.

Contoh lain :

Jika beras di tumbuk, maka akan hancur

Beras di tumbuk jadi akan hancur

Jika beras tidak di tumbuk beras tidak hancur

Beras tidak di tumbuk jadi tidak hancur

Jika air di panaskan akan mendidih

Air di panaskan jadi mendidih

Jika air tidak di panaskan air tidak mendidih

Air tidak di panaskan jadi tidak mendidih

c. Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif atau silogisme disjungtif:

proporsi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan atau pilihan.

Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.

Konklusi tergantung dari premis minornya.

Contoh:

Premis Mayor : Ayah ada di kantor atau di rumah

Premis Minor : Ayah ada di kantor

Konklusi : Sebab itu, ayah tidak ada di rumah.

Premis Mayor : Ayah ada di kantor atau di rumah

Premis Minor : Ayah ada di kantor

Konklusi : Sebab it, ayah tidak ada di rumah.

Premis Mayor : Dia seorang penyanyi atau penari

Premis Minor : Dia seorang penyanyi

Konklusi : Jadi, di bukan penari

Premis Mayor : Rian seorang laki-laki atau perempuan

Premis Minor : Rian seorang laki-laki

Konklusi : Jadi, Rian bukan perempuan

d. Entimen

Enthymeme, enthymema (Yunani) berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’

Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.

Contoh: Silogisme aslinya berbunyi:

Premis Mayor : Siapa saja yang dipilih mengikuti pertandingan di Sea Games adalah seorang atlet profesional.

Premis Minor : Taufik Hidayat terpilih mengikuti pertandingan di Sea Games.

Konklusi : Sebab it Taufik Hidayat adalah seorang atlet professional

Premis Mayor : Semua penyanyi adalah orang yang memiliki suara merdu

Premis Mayor : Widi adalah seorang penyanyi

Konklusi : Jadi, Widi adalah orang yang memiliki suara merdu

e. Rantai Deduksi

Penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.

Semua sayur pare pahit rasanya. (hasil generalisasi)

Kali ini saya diberi lagi sayur pare.

Sebab itu, sayur pare ini juga pasti pahit rasanya. (deduksi)

Saya tidak suka akan sayur-sayuran yang pahit rasanya. (induksi: generalisasi)

Ini adalah sayur pare yang pahit.

Sebab itu, saya tidak suka sayur pare ini (deduksi)

Saya tidak suka makan apa saja, yang tidak saya senangi (induksi: generalisasi)

Saya tidak suka sayur ini.

Sebab itu saya tidak akan memakannya. (deduksi)

Semua sambal pedas rasanya. (hasil generalisasi)

Kali ini saya diberi lagi sambal.

Sebab itu, sambal ini juga pasti pahit rasanya. (deduksi)

Saya tidak suka akan sambal yang pedas rasanya. (induksi: generalisasi)

Ini adalah sambalre yang pedas

Sebab itu, saya tidak suka sambal ini (deduksi)

Saya tidak suka makan apa saja, yang tidak saya senangi (induksi: generalisasi)

Saya tidak suka sambal ini.

Sebab itu saya tidak akan memakannya. (deduksi)


dari staffsite.gunadarma.ac.id

Komentar

Postingan Populer