Teman atau Lawan
Cerita ini adalah pengalaman pribadiku dalam mencari sosok sahabat yang sangat ku harapkan.
Ingin sekali merasakan seperti orang lain mempunyai sahabat yang sangat peduli, selalu ada disaat kita kesusahan, tempat mengadu selain kepada orang tua ataupun kekasih tercinta, tapi seolah itu tak pernah ku miliki.
Disaat manis itu datang hanya sekejap saja aku melihat aku merasakan hangatnya perhatian dari seorang sahabat, ada arti seolah dalam hidupku yang bisa selalu memahami diriku, mendengarkan cerita-ceritaku dan membantu kelancaran hidupku.
Tapi disaat yang tak terlalu lama ada hitam yang kelama-lamaan semakin pekat menghinggapimu sahabatku, bagaikan terhujam pisau hatiku tak kuasa sanggup untuk percaya.
Selama ini ternyata kau hanya ingin mengambil manfaat dari diriku yang selalu ada di sampingku. Semua pengorbananku untukmu seolah tak berarti, bahkan kau membalikkan badanmu saat aku melihatmu.
Banyak pengaduan bahkan datang yang memberitahukan bahwa kau selalu menhina dan menjelek-jelekan diriku di hadapan temanku yang lain. Kemudian akupun bertanya kenapa?? tapi kau malah terdiam dan pergi.
Apakah sahabatku yang merubah dirimu, atau aku yang salah memilihmu sebagai sahabat, karena disaat semuanya hilang semuanya pergi kaupun ikut pergi mencari orang lain yang mungkin cocok untuk menjadi sahabatmu yang baru.
Ternyata aku salah menilaimu ternyata kau menusukku dari belakang semua ceritamu terlambat sudah penjelasanmu tak berarti lagi dan sekarang aku yang pergi darimu tanpa mau mendengarkan semua alasanmu.
Maaf utuk semua yang pernah terjadi tak kan ku jadikan penyesalan telah menjadi sahabatmu. Ku harap engkau berubah menjadi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Agar banyak yang mencintai dan menyayangimu.
Aku tau aku bukan orang yang baik aku sama jahatnya karena telah meninggalkanmu. Tapi aku berterima kasih kepadamu karena telah menjadi sahabat yang cukup lama bagiku.
Hitam mu biarkan hanya aku yang tau, dan biarlah semua kenangan persahabatan kita selalu terjaga.
"untukmu sahabatku dari sahabatmu"
Maaf telah meninggalkan mu
Mungkin lain hari jika hatiku telah rela, ku kan kembali pada mu. Tapi tetap ku telah memaafkanmu. mungkin kau khilaf dan hanya kesalahpahaman saja.
Ingin sekali merasakan seperti orang lain mempunyai sahabat yang sangat peduli, selalu ada disaat kita kesusahan, tempat mengadu selain kepada orang tua ataupun kekasih tercinta, tapi seolah itu tak pernah ku miliki.
Disaat manis itu datang hanya sekejap saja aku melihat aku merasakan hangatnya perhatian dari seorang sahabat, ada arti seolah dalam hidupku yang bisa selalu memahami diriku, mendengarkan cerita-ceritaku dan membantu kelancaran hidupku.
Tapi disaat yang tak terlalu lama ada hitam yang kelama-lamaan semakin pekat menghinggapimu sahabatku, bagaikan terhujam pisau hatiku tak kuasa sanggup untuk percaya.
Selama ini ternyata kau hanya ingin mengambil manfaat dari diriku yang selalu ada di sampingku. Semua pengorbananku untukmu seolah tak berarti, bahkan kau membalikkan badanmu saat aku melihatmu.
Banyak pengaduan bahkan datang yang memberitahukan bahwa kau selalu menhina dan menjelek-jelekan diriku di hadapan temanku yang lain. Kemudian akupun bertanya kenapa?? tapi kau malah terdiam dan pergi.
Apakah sahabatku yang merubah dirimu, atau aku yang salah memilihmu sebagai sahabat, karena disaat semuanya hilang semuanya pergi kaupun ikut pergi mencari orang lain yang mungkin cocok untuk menjadi sahabatmu yang baru.
Ternyata aku salah menilaimu ternyata kau menusukku dari belakang semua ceritamu terlambat sudah penjelasanmu tak berarti lagi dan sekarang aku yang pergi darimu tanpa mau mendengarkan semua alasanmu.
Maaf utuk semua yang pernah terjadi tak kan ku jadikan penyesalan telah menjadi sahabatmu. Ku harap engkau berubah menjadi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Agar banyak yang mencintai dan menyayangimu.
Aku tau aku bukan orang yang baik aku sama jahatnya karena telah meninggalkanmu. Tapi aku berterima kasih kepadamu karena telah menjadi sahabat yang cukup lama bagiku.
Hitam mu biarkan hanya aku yang tau, dan biarlah semua kenangan persahabatan kita selalu terjaga.
"untukmu sahabatku dari sahabatmu"
Maaf telah meninggalkan mu
Mungkin lain hari jika hatiku telah rela, ku kan kembali pada mu. Tapi tetap ku telah memaafkanmu. mungkin kau khilaf dan hanya kesalahpahaman saja.
Komentar